Jakarta pukul 17.30. Ketika itu aku sedang melangkah mencari Masjid. Seketika aku melihat segerombolan anak anak berpakaian koko lari larian. "Akh, gak salah lagi. Sekitar sini pasti ada Masjid". Bener saja. Diujung jalan sana belok kanan dikit, berdirilah sebuah Masjid. Nama Masjidnya Cukup Indah. Daarul Muttaqien. Kalau gak salah artinya kampung orang Beriman. Hihihi. Maaf nih kalau salah. Dan Anak anak tadi berlarian menuju tempat yang Agung ini. Seolah mereka tau. Disinilah Rahmat Allah berada. Disinilah Pahala berada. Disinilah ampunan dari Allah berada. Tapi, kok sedikit sekali yang mau meramaikan tempat ini yah ? Kesini kan Gratis. Tidak bayar.
Seketika aku pun merenung atas kejadian tersebut. "Maghrib perasaan masih lama. Kok mereka (anak anak tadi) udeh ade dimarih. Semangat betul. Kalah akh saya. Malu saya. Dah gede tapi kok males yah pergi tuk memakmurkan Masjid" :') .
Dan pikiran ku berlanjut. Pernahkah gak kita melihat Stadion sepak bola sepi dari suporter? Tidak. Pasti ramai. Atau tempat konser musik yang sepi dari penonton ? Akh, pasti rame. Berapa pun harga tiketnya. Pasti selalu ludes terjual. Padahal, belum tentu pahala kita dapatkan. Belum tentu ampunan kita dapatkan.
Nampaknya, kaki kita lebih mudah melangkah dalam urusan dunia yah. Berkilo kilo "Jogging" kita kuat. Beribu ribu Meter tinggi Gunung mampu kita daki. Pas Muadzin mengumandangkan Adzan, kita kok berasa berat yah ? Tanda tanya besar dalam diri kita. Sudahkah kita mampu memakmurkan rumah Allah tersebut ?.
Andai Masjid Bisa Ngomong. Mungkin dia akan berkata. "Bro, aku kangen kalian. Aku rindu kalian. Datang lah kemarih. Lu kemarih gak dipungut biaya. Malahan dapet pahala. Belum lagi ampunan dan nikmat nikmat lainnya. Ayo lah bray. Kemarilah, sebelum engkau dibawa ke masjid untuk disolatkan.
Aku pernah dengar dari Ceramah Guru agama ku saat aku masih Sekolah. Beliau pernah berkata. Jika ada seseorang yang Hatinya terikat oleh Masjid. Maka dia akan mendapatkan Naungan kelak di hari dimana tidak ada naungan kecuali untuk 7 Golongan tersebut. Diantaranya orang-orang yang memakmurkan Masjid.
Semoga. Kita bisa memakmurkannya. Ya, kalau bukan kita siapa lagi ? Semangat........
Seketika aku pun merenung atas kejadian tersebut. "Maghrib perasaan masih lama. Kok mereka (anak anak tadi) udeh ade dimarih. Semangat betul. Kalah akh saya. Malu saya. Dah gede tapi kok males yah pergi tuk memakmurkan Masjid" :') .
Dan pikiran ku berlanjut. Pernahkah gak kita melihat Stadion sepak bola sepi dari suporter? Tidak. Pasti ramai. Atau tempat konser musik yang sepi dari penonton ? Akh, pasti rame. Berapa pun harga tiketnya. Pasti selalu ludes terjual. Padahal, belum tentu pahala kita dapatkan. Belum tentu ampunan kita dapatkan.
Nampaknya, kaki kita lebih mudah melangkah dalam urusan dunia yah. Berkilo kilo "Jogging" kita kuat. Beribu ribu Meter tinggi Gunung mampu kita daki. Pas Muadzin mengumandangkan Adzan, kita kok berasa berat yah ? Tanda tanya besar dalam diri kita. Sudahkah kita mampu memakmurkan rumah Allah tersebut ?.
Andai Masjid Bisa Ngomong. Mungkin dia akan berkata. "Bro, aku kangen kalian. Aku rindu kalian. Datang lah kemarih. Lu kemarih gak dipungut biaya. Malahan dapet pahala. Belum lagi ampunan dan nikmat nikmat lainnya. Ayo lah bray. Kemarilah, sebelum engkau dibawa ke masjid untuk disolatkan.
Aku pernah dengar dari Ceramah Guru agama ku saat aku masih Sekolah. Beliau pernah berkata. Jika ada seseorang yang Hatinya terikat oleh Masjid. Maka dia akan mendapatkan Naungan kelak di hari dimana tidak ada naungan kecuali untuk 7 Golongan tersebut. Diantaranya orang-orang yang memakmurkan Masjid.
Semoga. Kita bisa memakmurkannya. Ya, kalau bukan kita siapa lagi ? Semangat........
ConversionConversion EmoticonEmoticon