![]() |
| Kereta api Bima membawa "Aling-aling" melintas Stasiun Tambun. Sarana Aling-aling yg digunakan adalah Gerbong Bagasi yang berwarna hijau tersebut. Sumber Foto : Arsip Sendiri |
Pada tanggal 12 Agustus 2016 kemarin, muncul perintah baru dari pusat yang menyatakan akan menghilangkan penggunaan kereta aling-aling, dan sudah mulai dilaksanakan secara bertahap.
Kereta aling-aling dinilai sebagai pemborosan sarana dan dapat membuat masinis menjadi "kagok" karena aling-aling kosong yang diletakkan di belakang lokomotif yang memiliki perbedaan berat dengan kereta berisi penumpang di belakangnya. Hal ini pernah diakali dengan menaruh beton di dalam aling-aling belakang lokomotif sebagai pemberat, namun hanya memunculkan kemarahan dari pak Kemenhub saat itu.:v
Aling-aling sendiri muncul sejak PLH KA yang diseruduk dari belakang sehingga kereta bagian belakang hancur, dan aling-aling ini dimaksudkan sebagai proteksi untuk penumpang. Namun karena dalam lima tahun terakhir keamanan perjalanan KA meningkat terus, dirasa sudah tidak diperlukan lagi aling-aling.
Bagasi akan tetap dalam stamformasi rangkaian apabila bagasi itu adalah BHP (Barang Hantaran Paket) yang membawa barang-barang dari jasa ekspedisi.
Penghapusan aling-aling ini memiliki beberapa keuntungan:
1. Mengurangi beban tarikan lokomotif,
2. Membuat persilangan di stasiun yang punya emplasemen pendek dapat dilakukan,
3. Membuat masinis lebih dekat dengan PPKA saat S40-S41,
4. Membuat masinis tidak kagok karena perbedaan berat antara aling-aling depan dengan kereta di belakangnya,
5. Makin banyak pilihan untuk rotasi armada,
6. Jarak pengereman makin pendek,
7. Penumpang tidak salah menghitung nomor urutan kereta,
8. Kawis Nusantara bisa ditaruh di paling belakang sesuai posisi aslinya,
9. Bisa backriding (wah, ini sih yang hobby banget liat pemandaangan yak. wkwkwk):v(
1. Mengurangi beban tarikan lokomotif,
2. Membuat persilangan di stasiun yang punya emplasemen pendek dapat dilakukan,
3. Membuat masinis lebih dekat dengan PPKA saat S40-S41,
4. Membuat masinis tidak kagok karena perbedaan berat antara aling-aling depan dengan kereta di belakangnya,
5. Makin banyak pilihan untuk rotasi armada,
6. Jarak pengereman makin pendek,
7. Penumpang tidak salah menghitung nomor urutan kereta,
8. Kawis Nusantara bisa ditaruh di paling belakang sesuai posisi aslinya,
9. Bisa backriding (wah, ini sih yang hobby banget liat pemandaangan yak. wkwkwk):v(
Untuk sarana yang digunakan sebagai aling-aling seperti gerbong B atau B eks K2, masih belum diketahui akan diapakan, entah dirubah jadi kereta penumpang lagi atau sebagai sarana tambahan KA Parcel.
Sumber : RF ID

ConversionConversion EmoticonEmoticon